Minggu, 21 Juli 2019

Mutiara Dalam Kotak

Dia adalah seorang gadis kecil yang tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana. Dia dibesarkan dengan kesabaran. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Setiap hari rumah kecil yang terbuat dari kayu tersebut diwarnai oleh canda tawanya dan keceriaan seorang adiknya yang masih berumur lima tahun.

Nilam ,begitulah panggilan namanya.Dia tumbuh menjadi seorang gadis yang sopan santun dan baik budi pekertinya. Dari gadis lugu yang dahulu tak tau apa-apa, kini menjadi seorang muslimah yang sangat taat.
Selalu juara kelas di sekolah dan amat cerdas. Hal ini menjadi suatu kebanggan bagi orang tuanya. Sampai pada akhirnya telah tiba saatnya ia mengenal tentang cinta.

“apa itu cinta ? mengapa semua orang terlena karenanya ? mengapa banyak orang yang terjatuh karenanya ? tak henti-hentinya dia memikirkan hal tersebut.

Hari ini sedang hujan lebat, nilam yang telah duduk dibangku sekolah menengah atas menunggu hingga hujan reda.

“mau saya antar?“Tiba-tiba suara yang tak asing ditelinganya muncul
“tidak terima kasih”,jawab nilam dengan sopan.
“baiklah,tapi kelihatannya hujan akan semakin deras. Kebetulan juga saya ingin melewati persimpangan jalan yang biasa kamu lalui”
(dia terdiam sejenak) “ baiklah kalau begitu”
Tanpa sadar nilam telah terlena pada tangga pertama dalam mengenal cinta, dan pada akhirnya nilam semakin dekat dengan kawan prianya itu. Karena semakin akrabnya mereka sehingga timbul ketertarikan. 

Nilam kian melangkah semakin jauh. Karena orang tuanya masih percaya padanya, hal ini tidak diketahui oleh orang tuanya.
Nilam merupakan gadis yang sangat pendiam. Tidak jarang setiap yang dia alami akan dia sembunyikan dalam hatinya. Jarang untuk diungkapkan meskipun kepada orang terdekatnya. 

Kedekatan nilam dan kawannya itu, membuat gadis tersebut akhirnya jatuh ke dalam perangkap syaitan. Suatu hal yang sangat disayangkan. Mereka hampir melakukan hal-hal yang sangat fatal. Tapi karena sikap nilam yang sangat berpendirian dan selalu mematuhi apa yang dikatakan orang tuanya, membuat nilam tidak jadi melakukan hal tersebut. 

“inikah cinta ?” tak henti-hentinya air mta itu mengalir dipipinya sepanjang malam. Suatu kesalahan yang akan membuatnya menyesal seumur hidup hampir diperbuatnya. Membuat dia tidak dapat memejamkan mata hingga matahari menampakkan sinarnya. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, bahkan sudah setahun. Bayangan kelam itu terus menghantui fikirannya. Apa jadinya bila saja kebodohan itu sampai terjadi, entah akan seperti apa dia sekarang ?

Kini nilam ingin memulai kembali kehidupannya lagi. Karena dia telah tahu seperti apakah cinta itu sebenarnya. Dia habiskan waktunya hanya dengan menuntut ilmu. Hingga ke jenjang perguruan tinggi. Tidak dia fikirkan lagi tentang cinta, karena dia percaya cinta yang sesungguhnya bukanlah cinta yang dulu pernah aku jalani bersamanya. Tapi cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang hakiki dari Sang Pemilik cinta.

Keyakinannya semakin kuat, ia perdalam ilmu agama dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan.
Bimbingan demi bmbingan dia dapatkan dari bebrapa organisasi keagamaan.
“aku selalu percaya kamu yang telah tertulis di lauh mahfudz, kini sedang mempersiapkan diri. Sama seperti diri ku yang sedang mempersiapkan diri, agar kelak jika Allah mempertemukan kita, aku telah siap menjadi pendampingmu dalam mengarungi bahtera rumah tangga kita”

Hanya itu yang ada di fikirannya,tidak henti-hentinya ia terus memanjatkan do’a kepada calon imamnya kelak. Kesalahan yang dia lakukan kemarin dia jadikan sebagai sebuah pengalaman untuk terus menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Karena telah dia pahami, jadilah yang terbaik, agar hari ini bisa lebih baik lagi dari hari kemarin. Dan semoga hari esok lebih baik dari hari ini.
Waktu kian berjalan, setiap hari yang ia lalui dipenuhi dengan kesabaran. Dia terus mencoba agar tidak ada lagi keluhan terucap dari bibirnya. Kini jiwa untuk menjadi seorang muslimah telah tumbuh dalam hatinya.

@ita_rahmadani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar